Tag Cloud

Pengikut

Archive

Kamis, 10 Februari 2011

*2

Namaku Doni, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati batang ku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.



Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.



Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu siska, aku terkejut. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.



Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas pantat Bu Siska yang padat, sedangkan tangan Bu Siska melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.



Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Rio. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rio juga diembatnya. Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Siska menguru-urut batang Pak Rio. pwnis yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Siska membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Rio. batang Pak Rio diciuminya.



“Isep.. sayang.. isep.. batangku” suruh Pak Rio.

Bu Siska tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala penis Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska sangat pintar memainkan lidahnya penis Pak Rio.

“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.



Pak Rio mengerang ketika Bu Siska mengulum penisnya. Seluruh batang Pak Rio masuk kemulutnya. penis Pak Rio maju mundur didalam mulut Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah telur nya. Pak Rio merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba punyaku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok batang ku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.



Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik dan menjambak kepala Bu Siska.

“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.

“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Siska.

Bu Siska tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya penis Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penis Pak Rio seirama kocokan mulutnya. batang Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.



Dan crott! crott! crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum cairan sperma itu. penis Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rio bersih. penis Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.



Pak Rio yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.

“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska.

“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Rio sambil tersenyum.

“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Siska.

Bu Siska melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Siska tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk kewanitaannya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.



Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. vagina Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk vagina Bu Siska. Bu Siska menjerit nikmat.

“Isep sayang, isep punyaku sayang” pinta Bu Siska menghiba.

Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan vagina Bu Siska. Disibaknya bibir mvagina Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati kewanitaan Bu Siska.

“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah.

Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir vagina Bu Siska. Dihisapnya vagina Bu Siska dari bagian luar kedalam. liang kewanitaan Bu Siska yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.

“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska.



Hampir seluruh bagian vagina Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.

“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska.

vaginanya berkedut-kedut. Otot-otot vaginanya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya.

“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris ketika mencapai orgasme. vaginanya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati selangkangannya hingga bersih.



“Kamu puas Sis?” tanya Pak Rio pendek.

“Belum! layani aku sayang, aku ingin merasakan penislmu” pinta Bu Siska.

“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.

“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rio menolak.

“Kamu pengecut Rio! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Siska jengkel.

Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya sambil memohon.



Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. batangku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan selangkangan Bu siska, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir vaginanya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir vaginanya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu kewanitaannya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir vaginanya dengan lidahku.



“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Siska ketika tahu vaginanya kujilati.

“Tenang Bu! Saya Doni murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu.

Bu Siska tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima kehadiaranku.



Aku melanjutkan aktivitasku menjilati vagina Bu Siska. Lubang kewanitaannya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.

“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.

Hampir setiap jengkal dari vagina Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.



Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. batang kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran batangku yang tegang penuh.

“Wow! Gede sekali pudnyamu don!” katanya sedikit terkejut.

“Isep Bu! Isep punyaku !” pintaku.



Bu Siska mulai menjilati kepala batangku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.

“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.

Bu Siska menghisap-isap penisku . penis ku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.



“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! layani aku sayang” pintanya.

“Ya.., ya.. Buu” sahutku.

Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam batangku, mendekati lubang kewanitaannya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut penisku. Sedikit demi sedikit batangku memasuki lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. vaginanya penuh sesak oleh batangku.

Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara batangku ketika beradu dengan surganya.

“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Siska mendesah.



Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas penisku yang bergerak-gerak maju mundur.

“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., memekmu.., hangat” desahku.



Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan liangnya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.

“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.

Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.

“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit histeris.

Nafasnya memburu. Dan kurasakan vaginanya sangat basah, Bu siska mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.



Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut punyaku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.

“Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala penisku menyentuh lubang anusnya.

Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang batangku masuk kelubang anusnya yang sempit.

“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.

Kusodok terus hingga seluruh batang penisku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.



Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska sudah bisa menikmati sentuhan batangku dianusnya.

“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.

“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.



Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.

“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.

“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.



Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik batanglku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati batangku. Bu Siska menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. penisku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.



“Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya.

“Aku juga Bu” sahutku.

“Baru kali ini liangku dimasuki penis yang sangat besar” katanya.

“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.

“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.



Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali bersenggama. Satu malam bisa sampai empat kali. Selanjutnya Bu Siska menjadi salah satu koleksi cewek-cewek yang pernah kutiduri. Kapanpun aku mau, dia tak pernah menolaknya. Dan yang paling dia sukai adalah disodomi. Dia juga menyukai pesta seks.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 

Designed by: Compartidísimo
Scrapping elements: Deliciouscraps©